Karate merupakan seni bela diri yang sudah dikenal sejak dulu. Hal ini dapat dilihat dengan adanya beberapa peninggalan-peninggalan purbakala. Misalnya, kapak-kapak batu dan lukisan-lukisan binatang yang diburu dengan senjata. Senjata yang digunakan tersebut seprti tombak dan panah.
Pada waktu itu, bela diri dugunakan untuk mempertahankan diri, terutama dari gangguan binatang buas dan mempertahankan diri dari alam disekitarnya. Seiring dengan perkembangan dan meningkatnya pertumbuhan penduduk, kemudian muncul keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri ini.
Olahraga karate berasal dari daratan India. Kemudian, terus berkembang ke daratan China. Selanjutnya, karate masuk ke Jepang melalui Okinawa sekitar 300 tahun yang lalu. Okinawa merupakan salah satu wilayah di Jepang yang dikuasai oleh Kerajaan Jepang. Pada saat itu, Kerajaan Jepang memerintah Okinawa dengan menggunakan tangan besi. Artinya, Kerajaan Jepang melarang warganya untuk memiliki senjata tajam. Sementara orang tua dilarang untuk menggunakan tongkat.
Namun secara diam-diam penduduk Okinawa mempelajari ilmu bela diri tanpa menggunakan senjata. Dengan kata lain, ilmu bela diri ini menggunakan tangan kosong. Kemudian, seni bela diri ini dinamakan "Tote". Tote artinya China. Seorang penduduk Okinawa memperkenalkan ilmu bela diri Tote di Jepang.
Ia bernama Gichin Funakoshi. Pada saat karate masuk ke Jepang, nasionalisme penduduk Jepang sangat tinggi. Kemudian, Gichin Funakoshi mengubah Tote menjadi karate. Hal ini dilakukan agar masyarakat Jepang dapat dengan mudah menerimanya.
Pada awalnya, karate diajarkan secara rahasia. Namun setelah tahun 1922 karate didemonstrasikan di universitas. Selain itu, Gichin Funakoshi juga mendemonstrasikan pada pertemuan bela diri di Tokyo. Secara lebih intensif, karate dikembangkan di Okinawa dan secara resmi pula karate dikatakan berasal dari Okinawa Jepang. Akhirnya, karate dikembangkan sebagai olahraga yang dapat dipertandingkan. Sementara di Indonesia, karate masuk melalui mahasiswa. Mereka menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Disamping itu, mereka juga belajar karate. Beberapa mahasiswa tersebut seperti, Boud A.D. Adikusuma, Muchtar, dan Karyanto. Kemudian mereka mendirikan dojo di Jakarta. Dojo adalah tempat latihan karate.
Di Indonesia, karate diperkenalkan oleh mereka. Aliran karate yang diperkenalkan adalah Shotokan. Kemudian, dibentuk oleh PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) karena melihat banyak peminat yang ingin belajar karate. Setelah beberapa tahun, mahasiswa-mahasiswa yang selesai belajar di Jepang berdatangan. Mereka adalah Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiongi, Sabeth Muchsin, dan Chairul Taman. Mereka juga ikut berpartisipasi dalam mengembangkan karate di Indonesia.
Selain mereka, ada juga beberapa orang Jepang datang ke Indonesia. Kedatangannya ini memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Beberapa orang Jepang tersebut antara lain, Matsusaki (kushinryu-1966), Oyama (Kyokushinkai-1967), Ishi (Gojuryu-1969), dan Hayashi (Shitoryu-1971).
Karate banyak penggemarnya. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya organisasi karate yang didirikan. Organisasi atau perguruan karate tersebut menganut aliran karate masing-masing. Akibatnya, terjadi ketidak cocokan antara para tokoh karate. Selain itu, terjadi perpecahan di dalam tubuh PORKI. Akhirnya, para tokoh karate bersepakat untuk bersatu dalam rangka mengembangkan karate di Indonesia.
Pada tahun 1972, dibentuk organisasi Karate bernama FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sementara PORKI merupakan cikal bakal berdirinya FORKI. Ketua umum FORKI tahun 1972 adalah Mayor Jenderal Widjojo Sujono.
Perlu kita ketahui juga bahwa pelopor seni bela diri karate di Indonesia adalah Drs. Baud A.D. Adikusuma. Selain itu, juga sebagai pendiri perguruan karate bernama INKADO (Indonesia Karate-Do)
Pengertian Karate
Karate berasal dari Bahasa Jepang. Dimana Karate terdiri dari dua kata yaitu Kara dan te. Kara berarti kosong dan te berarti tangan. Jadi, karate diartikan sebagai tangan kosong. Biasanya penggunaan kata karate diikuti pula dengan kata Do. Dalam hal ini, do berarti seni. Kemudian, karate menjadi karate-do, yang artinya seni bela diri dengan menggunakan tangan kosong.
Karate merupakan cabang olahraga beladiri dengan menggunakan tangan kosong dan kaki untuk melumpuhkan lawan. Karate juga merupakan salah satu cabang olahraga prestasi. Ini karena karate merupakan olahraga yang dipertandingkan. Para Karateka Indonesia yang berada dibawah bimbingan FORKI dapat berolahraga di Forum internasional terutama yang disponsori oleh WKF. WKF (World Karate Organization) merupakan organisasi yang mewadahi karate di seluruh dunia. Sebelumnya, WKF dikenal dengan nama WUKO (World Union of Karatedo Organization). Sementara organisasi yang mewadahi karate tradisional dikenal dengan ITKF (International Traditional Karate Federation).
Seperti telah kita ketahui bahwa FORKI sebagai satu-satunya wadah organisasi karate yang ada dalam KONI. KONI adalah Komite Olahraga Nasional Indonesia. Berikut ini adalah beberapa tokoh yang pernah menduduki jabatan sebagai ketua umum dan sekretaris jenderal FORKI dari tahun 1972.
Peminat olahraga karate sangatlah beragam. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa. Ini membuktikan bahwa karate termasuk salah satu olahraga yang disenangi oleh sebagian besar orang. Mereka di antaranya ada yang sungguh-sungguh belajar karate agar dapat mengikuti pertandingan dan memperoleh penghargaan. Namun, ada juga yang menjadikannya hanya sekedar hobi. Biasanya mereka mempelajari karate agar dapat mempertahankan diri dari berbagai serangan dan gangguan.
Bagi mereka yang sudah memiliki dasar-dasar karate, apabila di suatu saat atau di suatu tempat terjadi tindakan yang membahayakan bagi dirinya maka dia bisa menggunakan karate sebagai perlindungan diri. Mereka menggunakannya agar dapat menggagalkan tindak kejahatan tersebut, akan tetapi perlu diingat bahwa dalam melakukannya harus tetap Waspada agar tidak terjadi sesuatu yang mencelakakan, dengan kata lain membahayakan jiwa kita.
Olahraga karate juga bisa menguatkan badan. Apabila dilakukan secara rutin dan teratur, tubuh akan menjadi sehat dan kuat. Olahraga karate merupakan bentuk ideal pada seni beladiri. Dalam hal ini, dapat menjaga kesehatan, menyehatkan tubuh, dan meningkatkan pemikiran.
Untuk menampung peminat karate, banyak didirikan berbagai perguruan. Selain belajar di perguruan, karate juga dapat dipelajari di sekolah. Beberapa Perguruan Karate yang ada di Indonesia sebagai anggota FORKI diantaranya adalah sebagai berikut;
Pada waktu itu, bela diri dugunakan untuk mempertahankan diri, terutama dari gangguan binatang buas dan mempertahankan diri dari alam disekitarnya. Seiring dengan perkembangan dan meningkatnya pertumbuhan penduduk, kemudian muncul keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri ini.
Olahraga karate berasal dari daratan India. Kemudian, terus berkembang ke daratan China. Selanjutnya, karate masuk ke Jepang melalui Okinawa sekitar 300 tahun yang lalu. Okinawa merupakan salah satu wilayah di Jepang yang dikuasai oleh Kerajaan Jepang. Pada saat itu, Kerajaan Jepang memerintah Okinawa dengan menggunakan tangan besi. Artinya, Kerajaan Jepang melarang warganya untuk memiliki senjata tajam. Sementara orang tua dilarang untuk menggunakan tongkat.
Namun secara diam-diam penduduk Okinawa mempelajari ilmu bela diri tanpa menggunakan senjata. Dengan kata lain, ilmu bela diri ini menggunakan tangan kosong. Kemudian, seni bela diri ini dinamakan "Tote". Tote artinya China. Seorang penduduk Okinawa memperkenalkan ilmu bela diri Tote di Jepang.
Ia bernama Gichin Funakoshi. Pada saat karate masuk ke Jepang, nasionalisme penduduk Jepang sangat tinggi. Kemudian, Gichin Funakoshi mengubah Tote menjadi karate. Hal ini dilakukan agar masyarakat Jepang dapat dengan mudah menerimanya.
Pada awalnya, karate diajarkan secara rahasia. Namun setelah tahun 1922 karate didemonstrasikan di universitas. Selain itu, Gichin Funakoshi juga mendemonstrasikan pada pertemuan bela diri di Tokyo. Secara lebih intensif, karate dikembangkan di Okinawa dan secara resmi pula karate dikatakan berasal dari Okinawa Jepang. Akhirnya, karate dikembangkan sebagai olahraga yang dapat dipertandingkan. Sementara di Indonesia, karate masuk melalui mahasiswa. Mereka menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Disamping itu, mereka juga belajar karate. Beberapa mahasiswa tersebut seperti, Boud A.D. Adikusuma, Muchtar, dan Karyanto. Kemudian mereka mendirikan dojo di Jakarta. Dojo adalah tempat latihan karate.
Di Indonesia, karate diperkenalkan oleh mereka. Aliran karate yang diperkenalkan adalah Shotokan. Kemudian, dibentuk oleh PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) karena melihat banyak peminat yang ingin belajar karate. Setelah beberapa tahun, mahasiswa-mahasiswa yang selesai belajar di Jepang berdatangan. Mereka adalah Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiongi, Sabeth Muchsin, dan Chairul Taman. Mereka juga ikut berpartisipasi dalam mengembangkan karate di Indonesia.
Selain mereka, ada juga beberapa orang Jepang datang ke Indonesia. Kedatangannya ini memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Beberapa orang Jepang tersebut antara lain, Matsusaki (kushinryu-1966), Oyama (Kyokushinkai-1967), Ishi (Gojuryu-1969), dan Hayashi (Shitoryu-1971).
Karate banyak penggemarnya. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya organisasi karate yang didirikan. Organisasi atau perguruan karate tersebut menganut aliran karate masing-masing. Akibatnya, terjadi ketidak cocokan antara para tokoh karate. Selain itu, terjadi perpecahan di dalam tubuh PORKI. Akhirnya, para tokoh karate bersepakat untuk bersatu dalam rangka mengembangkan karate di Indonesia.
Pada tahun 1972, dibentuk organisasi Karate bernama FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sementara PORKI merupakan cikal bakal berdirinya FORKI. Ketua umum FORKI tahun 1972 adalah Mayor Jenderal Widjojo Sujono.
Perlu kita ketahui juga bahwa pelopor seni bela diri karate di Indonesia adalah Drs. Baud A.D. Adikusuma. Selain itu, juga sebagai pendiri perguruan karate bernama INKADO (Indonesia Karate-Do)
Pengertian Karate
Karate berasal dari Bahasa Jepang. Dimana Karate terdiri dari dua kata yaitu Kara dan te. Kara berarti kosong dan te berarti tangan. Jadi, karate diartikan sebagai tangan kosong. Biasanya penggunaan kata karate diikuti pula dengan kata Do. Dalam hal ini, do berarti seni. Kemudian, karate menjadi karate-do, yang artinya seni bela diri dengan menggunakan tangan kosong.
Karate merupakan cabang olahraga beladiri dengan menggunakan tangan kosong dan kaki untuk melumpuhkan lawan. Karate juga merupakan salah satu cabang olahraga prestasi. Ini karena karate merupakan olahraga yang dipertandingkan. Para Karateka Indonesia yang berada dibawah bimbingan FORKI dapat berolahraga di Forum internasional terutama yang disponsori oleh WKF. WKF (World Karate Organization) merupakan organisasi yang mewadahi karate di seluruh dunia. Sebelumnya, WKF dikenal dengan nama WUKO (World Union of Karatedo Organization). Sementara organisasi yang mewadahi karate tradisional dikenal dengan ITKF (International Traditional Karate Federation).
Seperti telah kita ketahui bahwa FORKI sebagai satu-satunya wadah organisasi karate yang ada dalam KONI. KONI adalah Komite Olahraga Nasional Indonesia. Berikut ini adalah beberapa tokoh yang pernah menduduki jabatan sebagai ketua umum dan sekretaris jenderal FORKI dari tahun 1972.
Periode (Masa Bakti) | Ketua Umum | Sekretaris Jenderal (Umum) | Keterangan |
---|---|---|---|
1972-1977 | Widjojo Suyono | Otoman Nuh | Kongres IV PORKI/FORKI 1972 di Jakarta |
1977-1980 | Sumadi | Rustam Ibrahim | Kongres V FORKI 1977 di Jakarta |
1980-1984 | Subhan Djajaatmadja | G.A. Pesik | Kongres VI FORKI 1980 di Jakarta |
1984-1988 | Rudini | Adam Saleh | Kongres VII FORKI 1984 di Bandar Lampung |
1988-1992 | Rudini | G.A. Pesik | Kongres VIII FORKI 1988 di Jakarta |
1992-1996 | Rudini | G.A. Pesik | Kongres IX 1992 di Jakarta (Diperpanjang sd 1997) |
1997-2001 | Wiranto | Hendardji Soepandji | Kongres X FORKI 1997 di Caringin, Bogor, Jawa Barat |
2001-2005 | Luhut Binsar Pandjaitan | Hendardji Soepandji | Kongres XI FORKI 2001 di Jakarta |
2005-2009 | Luhut Binsar Pandjaitan | Hendardji Soepandji | Kongres XII FORKI 2005 di Jakarta |
2010-2014 | Hendardji Soepandji | Lumban Sianipar | Kongres XIII FORKI 2010 di Jakarta |
2014-2018 | Gatot Nurmantyo | – | Kongres XIV FORKI 2014 di Jakarta |
Peminat olahraga karate sangatlah beragam. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa. Ini membuktikan bahwa karate termasuk salah satu olahraga yang disenangi oleh sebagian besar orang. Mereka di antaranya ada yang sungguh-sungguh belajar karate agar dapat mengikuti pertandingan dan memperoleh penghargaan. Namun, ada juga yang menjadikannya hanya sekedar hobi. Biasanya mereka mempelajari karate agar dapat mempertahankan diri dari berbagai serangan dan gangguan.
Bagi mereka yang sudah memiliki dasar-dasar karate, apabila di suatu saat atau di suatu tempat terjadi tindakan yang membahayakan bagi dirinya maka dia bisa menggunakan karate sebagai perlindungan diri. Mereka menggunakannya agar dapat menggagalkan tindak kejahatan tersebut, akan tetapi perlu diingat bahwa dalam melakukannya harus tetap Waspada agar tidak terjadi sesuatu yang mencelakakan, dengan kata lain membahayakan jiwa kita.
Olahraga karate juga bisa menguatkan badan. Apabila dilakukan secara rutin dan teratur, tubuh akan menjadi sehat dan kuat. Olahraga karate merupakan bentuk ideal pada seni beladiri. Dalam hal ini, dapat menjaga kesehatan, menyehatkan tubuh, dan meningkatkan pemikiran.
Untuk menampung peminat karate, banyak didirikan berbagai perguruan. Selain belajar di perguruan, karate juga dapat dipelajari di sekolah. Beberapa Perguruan Karate yang ada di Indonesia sebagai anggota FORKI diantaranya adalah sebagai berikut;
- AMURA
- BKC (Bandung Karate Club)
- BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
- FUNAKOSHI
- GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
- GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
- GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
- GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
- INKADO (Indonesia Karate-Do)
- INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
- INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
- KALA HITAM
- KANDAGA PRANA
- KEI SHIN KAN
- KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
- KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
- KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
- LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
- SHOTOKAI
- PORBIKAWA
- PORDIBYA
- SHINDOKA
- SHI ROI TE
- TAKO INDONESIA
- WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)