Selasa, 14 April 2020

5+ Penyebab dan Tanda Gunung Meletus

Mantan KA UPTD
Jika kita akan mencari penyebab gunung meletus, maka pencarian kita harus di arahkan ke bagian bawah permukaan bumi, sebab letusan gunung tersebut adalah hasil dari aktivitas yang ada di bawah gunung berapi. Sebagaimana yang sering kita saksikan, gunung yang sedang meletus akan mengeluarkan lava yang disertai dengan debu dan awan panas yang terlempar hingga puluhan kilometer ke udara. Apakah yang menjadi pemicu dari letusan gunung berapi ini? Baiklah, kita mulai saja pembahasan tentang penyebab gunung meletus.

Gunung Meletus adalah Gunung Berapi

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai penyebab dari sebuah gunung meletus, terlebih dahulu kita harus memahami bahwa gunung yang bisa meletus disebut dengan gunung berapi. Gunung berapi sendiri adalah sebuah gunung yang dibawahnya terdapat sistem saluran cairan yang terdiri dari batuan cair bersuhu tinggi dengan struktur memanjang hingga 10 km jauh ke bawah permukaan bumi. Batuan cair ini disebut dengan magma, setelah letusan terjadi magma ini diberi nama lava.
 maka pencarian kita harus di arahkan ke bagian bawah permukaan bumi 5+ Penyebab dan Tanda Gunung Meletus
Gunung Meletus
Saluran memanjang ini dapat dianalogikan seperti pipa yang menghubungkan antara kawah gunung berapi dengan dapur magma, yaitu tempat di mana semua magma berkumpul. Saluran ini terbentuk secara alami sebagai hasil penerobosan magma yang berusaha naik ke permukaan bumi. Kenaikan magma disebabkan oleh adanya retakan dari kerak bumi yang membuka jalan bagi magma yang disertai gas panas keluar dari kurungan dapur magma. 

Para ilmuwan telah mengidentifikasi bahwa kerak bumi saat ini pecah menjadi 17 bagian yang disebut lempeng tektonik. Semua lempeng ini mengambang di atas lapisan bumi yang lebih dalam, yaitu mantel bumi. Mantel bumi adalah bagian bumi berbentuk cairan dan bersuhu lebih panas. Sebagian besar gunung berapi yang ada saat ini terbentuk di atas batas konvergen dan divergen lempeng tektonik bumi. 

Konvergen dan divergen adalah istilah yang merujuk kepada gerakan lempeng tektonik bumi yang saling mendekat/bertumbukan (konvergen) dan menjauh (divergen). Sementara itu, pada tipe gerakan lempeng bumi yang saling berpapasan (transform) tidak pernah ditemukan adanya bentukan gunung berapi. Gunung berapi yang terbentuk dari gerakan konvergen lempeng tektonik dapat dilihat contohnya pada gunung-gunung berapi yang terletak di daerah cincin api pasifik (Ring of Fire) yang membentang sepanjang 40.000 km. Indonesia adalah negara yang tepat berada di atas jalur ini.

Sedangkan, gunung berapi yang terbentuk dari hasil gerakan divergen lempeng tektonik bumi banyak ditemukan pada gunung berapi bawah laut, sering juga disebut pegunungan bawah samudera, seperti pada punggung tengah atlantik. Di daerah ini banyak ditemukan aktvitas gunung berapi sebagai hasil divergensi lempengan bumi yang membentuk celah di dasar laut.

Dua jenis pergerakan lempeng inilah yang menyebabkan adanya rekahan pada lapisan kerak bumi. Rekahan tersebut yang kemudian digunakan oleh magma bertekanan tinggi yang terdapat di dalam bumi sebagai jalur untuk keluar. Gerakan magma ini secara perlahan tapi pasti meningkatkan aktivitas gunung berapi saat bersiap untuk meletus.

Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Indonesia sendiri memiliki 127 gunung api aktif sebagai hasil dari aktivitas tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, lempeng Eurasia di utara dan lempeng Pasifik di timur. Fakta ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara pemilik jumlah gunung berapi terbanyak di dunia. Bahkan beberapa di antaranya sangat mematikan, sebut saja Tambora dan Krakatau yang pernah meletus hebat dan dampaknya bisa dirasakan oleh seluruh penduduk bumi.

Cincin Api Pasifik (Ring Of Fire)

 maka pencarian kita harus di arahkan ke bagian bawah permukaan bumi 5+ Penyebab dan Tanda Gunung Meletus
Peta Jalur Cincin Api Pasifik (Ring of Fire)
Berbicara tentang gunung meletus, maka kita harus membicarakan daerah Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) karena aktivitas terbanyak terkait letusan gunung berapi terjadi di daerah ini. Sedikit disinggung di atas, bahwa daerah ini adalah jalur sepanjang 40.000 km yang menjadi rumah bagi 452 gunung berapi aktif di dunia, angka ini mencakup sekitar 70% dari seluruh gunung berapi di dunia. Cincin ini berada mengelilingi cekungan samudera Pasifik dengan bentuk mirip tapal kuda, area ini sering juga disebut dengan sabuk gempa pasifik karena 90% gempa bumi di dunia terjadi di daerah ini, 80% di antaranya adalah gempa bumi terbesar.

Ring of fire di Indonesia merupakan rangkaian lempeng atau patahan besar, posisinya mengepung perairan Indonesia, mulai dari laut Andaman menjalar dari atas pesisir Sumatera hingga timur, berada disepanjang daratan pantai barat Sumatera berakhir di selat Sunda. Lempengan ini tersambung dengan rangkaian puluhan gunung berapi aktif di Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, hingga pulau Alor. 

Meski berbahaya berada di area Ring of Fire membawa berkah bagi Indonesia, abu vulkanis dapat menyuburkan tanah, material yang dimuntahkan gunung dapat digunakan sebagai bahan bangunan, magma yang keluar membawa kandungan mineral berharga. Selain itu, gunung api aktif dalam jarak aman dapat dinikmati sebagai objek wisata.

Letusan Gunung

Sebelum kita bicarakan penyebab gunung meletus, kita definisikan terlebih dahulu apa itu gunung meletus. Secara sederhana, gunung meletus adalah peristiwa yang terjadi akibat endapan magma yang ada dalam perut bumi terdorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Magma adalah material cair panas dengan suhu yang sangat tinggi yang terdapat di dalam lapisan bumi. Suhu magma yang mencapai 1000 derajat celcius keluar dari dalam perut bumi, yang selanjutnya disebut lava. 

Saat berubah menjadi lava, suhunya dapat mencapai sekitar 700 sampai 1.200 derajat celcius. Letusan gunung api umumnya disertai dengan abu dan batu yang menyembur ke udara sampai sejauh radius 20 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah hingga radius 90 km jauhnya. Tidak semua gunung berapi bisa meletus, ada juga gunung berapi tidak aktif, bahkan mati. Gunung yang sering meletus dikategorikan sebagai gunung berapi aktif.

Penyebab Gunung Meletus

Apa yang menyebabkan sebuah gunung bisa meletus? Penting diketahui bahwa yang menjadi penyebab dari gunung meletus antara lain:

1. Peningkatan Aktivitas Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik dapat menjadi penyebab gunung meletus jika frekuensinya meningkat dalam waktu singkat. Para pengawas gunung berapi biasanya telah akan mencatat jumlah gempa dalam sehari ini dan membandingkannya dengan hari-hari sebelumnya. Pencatatan gempa tersebut dilakukan dengan menggunakan seismograf. Gempa vulkanik ini disebabkan oleh kejadian vulkanis dan aktivitas seismik lainnya yang muncul akibat pergerakan magma. Jika frekuensi gempa di sekitar merapi meningkatkan, artinya gunung berapi akan dinaikkan statusnya ke level waspada.

2. Badan Gunung Terjadi Deformasi

Gunung meletus disebabkan juga oleh perubahan struktur batuan pada gunung berapi yang disebut dengan deformasi. Penyebabnya adalah terjadinya peningkatan aktivitas gelombang listrik dan magnet di sekitar gunung berapi sebagai akibat dari meningkatnya rambatan volume magma.

3. Peningkatan Suhu Kawah

Magma yang berasal dari bawah permukaan bumi akan menerobos naik hingga mencapai kawah paling atas. Kenaikan ini disebabkan oleh aktivitas tektonik pada lapisan bawah gunung berapi yang membuka jalan bagi magma untuk sampai ke muka kawah. Akibatnya, suhu di sekitar kawah mengalami peningkatan karena mendapat suplai panas magma secara terus-menerus. Hewan-hewan di sekitar gunung akan terdampak karena aktivitas ini, mereka gelisah karena tidak tahan dengan peningkatan suhu dan selanjutnya berimigrasi meninggalkan gunung.

4. Tekanan yang Sangat Tinggi

Penyebab gunung meletus juga terjadi karena tekanan yang sangat tinggi di bawah permukaan gunung berapi. Tekanan tersebut disebabkan oleh gas panas yang menyertai magma menerobos naik ke muka kawah. Jika terdapat sumbatan pada jalur naiknya, maka magma dan gas akan terkonsentrasi pada satu titik sumbatan hingga meningkatkan tekanan pada titik tersebut yang selanjutnya menimbulkan ledakan. Semakin kuat tekanannya, maka semakin keras ledakannya.

5. Lempeng Bumi yang Saling Berdesakan

Aktivitas tektonik pada lempeng bawah gunung berapi dapat menjadi penyebab terjadi letusan gunung berapi. Pergerakan lempeng yang saling berdesakan menimbulkan tekanan yang sangat besar hingga mendorong permukaan bumi. Kombinasi dari aktivitas tektonik, vulkanik, dan geologi gunung akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur gunung berapi. Hasil akhirnya adalah terjadinya letusan gunung.

Bacaan Terkait:

Tanda-Tanda Gunung Api yang Akan Meletus

Gunung yang akan meletus akan memperlihatkan ciri-ciri atau tanda-tanda tertentu yang bisa diamati, baik oleh indera maupun dengan alat ukur. Ciri-ciri inilah yang sering digunakan oleh para pengamat atau pengawas gunung berapi sehingga bisa mengetahui apakah gunung berapi akan meletus atau tidak. Pengetahuan ini sangat penting terkait dengan peringatan waspada yang akan dikeluarkan kepada penduduk yang berada di sekitar gunung meleetus agar bisa terhidar dari dampak negatif letusan. Ciri-ciri gunung api yang akan meletus adalah sebagai berikut:

1. Suhu di Sekitar Gunung Naik

Tanda-tanda awal yang mencirikan bahwa sebuah gunung bersiap untuk meletus adalah suhu yang ada di sekitar gunung mengalami kenaikan. Peningkatan suhu tersebut disebabkan oleh aktivitas magma yang volumenya semakin banyak merambat dan tersalurkan dari bawah permukaan bumi. Jalur magma ini akan mempengaruhi suhu lapisan tanah di atasnya sehingga menyebabkan terjadi peningkatan suhu pada tanah dan udara. Seperti halnya yang terjadi pada gunung berapi yang terdapat di laut, contohnya gunung Krakatau, sebelum meletus ditandai oleh naiknya suhu air di sekitar gunung Krakatau. Ciri-ciri ini menunjukkan peningkatan aktivitas magma gunung Kratakau yang bersiap untuk meletus.

2. Mata Air Mengering

Tanda selanjutnya yang menjadi ciri sebuah gunung akan meletus adalah mengeringnya mata air yang ada di sekitar gunung berapi. Penyebabnya adalah naiknya suhu di sekitar gunung yang mengakibatkan proses penguapan terjadi lebih cepat. Para pengawas gunung berapi akan menggunakan tanda ini untuk meningkatkan status sebuah gunung berapi.

3. Terdengar Suara Gemuruh Disertai Getaran

Gunung yang akan meletus biasanya ditandai juga dengan terdengarnya suara gemuruh yang disebabkan oleh terjadinya deformasi di sekitar gunung berapi. Deformasi tersebut berupa perubahan struktur batuan di bawah permukaan sekitar gunung berapi akibat tekanan tinggi yang menimbulkan gelombang listrik dan magnet. Suara gemuruh itu disertai dengan getaran yang bisa dirasakan oleh penduduk di sekitar gunung. Getaran ini juga akan di ukur menggunakan seismograf yang ditempatkan pada pusat pemantau gunung berapi.

4. Tumbuhan di Sekitar Gunung Layu

Lagi-lagi hal ini disebabkan oleh peningkatan suhu di sekitar lapisan tanah yang ada dipermukaan bumi. Pengaruh suhu tersebut didapatkan dari rambatan magma yang volumenya kian meningkat mempengaruhi akar tanaman di sekitar gunung berapi. Air tanah akan kering sehingga akar tidak mendapatkan suplay air yang memadai. Layu tanaman ini biasanya akan tampak lebih parah daripada yang terjadi pada musim kemarau.

5. Hewan di Sekitar Gunung Gelisah dan Berimigrasi

Peningkatan suhu, suara gemuruh, dan getaran juga akan mempengaruhi hewan-hewan yang tinggal di sekitar gunung berapi. Hewan menjadi gelisah karena tidak tahan dengan peningkatan suhu tersebut. Akibatnya, hewan-hewan akan meninggalkan lokasi sekitar gunung berapi untuk mencari lokasi yang lebih dingin. Hewan biasanya sangat sensitif oleh perubahan sekecil apapun, hal ini dapat menjadi tanda bagi kita untuk mengetahui terjadinya peningkatan aktivitas pada gunung berapi.

Hasil Letusan Gunung Berapi

Tekanan tinggi yang menyebabkan gunung meletus akan menyemburkan berbagai material ke udara, yang terdiri dari:

1. Gas Vulkanik

Letusan gunung berapi akan menyemburkan gas vulkanik yang sangat berbahaya bagi manusia. Gas-gas ini terdiri dari campuran karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Sulfur dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S), dan Nitrogen (NO2). Oleh sebab itu, jika terjadi letusan gunung berapi sangat disarankan untuk memakai masker agar gas-gas tersebut tidak terhirup oleh manusia.

2. Aliran Pasir, Batu Panas, dan Lava

Selain gas, gunung meletus juga akan menghasilkan lava, yaitu cairan magma bersuhu tinggi yang mengalir dari bawah bumi ke permukaan melalui kawah. Lava cairi akan memenuhi sungai dan mengikuti alirannya, sedangkan lava yang kental akan membeku dan membentuk bermacam-macam jenis batuan.

3. Lahar

Gunung meletus juga akan menghasilkan lahar, yaitu lava yang telah bercampur dengan air, batuan, dan material lainnya. Evakuasi penduduk harus secepat mungkin dilakukan karena lahar ini sangat berbahaya.

4. Hujan Abu

Material lain yang disemburkan oleh gunung meletus adalah abu vulkanik yang tersembur ke udara. Bentuknya sangat halus sehingga mudah untuk terbawa angin, bahkan sampai ratusan kilometer dari sumbernya. Abu ini bisa mengganggu pernapasan.

5. Awan Panas

Gunung meletus akan menghasilkan awan panas berbentuk gulungan yang terdiri dari batu pajar panas dan material vulkanik padat lainnya dengan suhu di atas 700 derajat celsius. Dampaknya akan sangat terasa pada makhluk hidup yang tinggal dekat dengan gunung berapi karena dapat mengakibatkan luka bakar dan sesak napas.

Peristiwa Gunung Meletus di Indonesia

Indonesia sebagai negara yang terletak di wilayah Ring of Fire  memiliki banyak gunung berapi aktif yang bisa meletus kapan saja. Indonesia menjadi surga bagi para peneliti gunung api dunia untuk mendapatkan data-data seputar gunung berapi. Beberapa di antara gunung berapi tersebut pernah meletus hebat dan mempengaruhi penduduk secara global. Bahkan, danau yang Anda kenal sebagai danau Toba sekarang ini, sebenarnya adalah kawah besar hasil letusan gunung berapi yang terjadi 75.000 tahun lalu. Kira-kira seperti itulah hasil penelitian dari para ilmuwan dunia setelah melakukan penelitian di danau Toba.

Berikut ini adalah beberapa peristiwa letusan gunung berapi yang berhasil tercatat dalam sejarah modern letusan di Indonesia:

1. Letusan Gunung Tambora

Posisi pertama peristiwa letusan gunung berapi dahsyat di Indonesia yang berhasil dicatat sejarah modern ditempati oleh Gunung Tambora. Gunung ini pernah meletus hebat pada tanggal 10 April tahun 1815 yang menewaskan sekitar 100.000 jiwa akibat aliran piroklastik dan tsunami. Saking dahsyatnya, suara letusannya bisa terdengar sampai 2.600 kilometer jauhnya dan menyemburkan magma panas sekitar 150 kilometer kubik banyaknya. Jika diukur menggunakan Volcanic Explosivity Index (VEI), Gunung Tambora menempati skala 7 atau hanya setingkat di bawah skala tertinggi, yaitu 8 VEI.

Letusan Gunung Tambora bahkan berdampak secara global berupa terjadinya penurunan suhu dunia hampir 1 derajat celsius akibat tertutupnya matahari dengan abu vulkanis dalam waktu yang cukup lama. Kelaparan melanda penduduk dunia karena gagal panen. Para sejarawan juga mengaitkan letusan Gunung Tambora dengan kekalahan Napoleon Bonaparte di medan perang akibat hujan abu. Sejarawan John Lewis mencatat: "Hujan turun begitu lebat, tentara tertua dari pasukan itu bahkan tidak pernah melihat kejadian seperti ini". Pencatatan tentang letusan Gunung Tambora saat itu dilakukan oleh Thomas Stamford Reffles yang memerintah Jawa sejak 1811, Ia mencatat bahwa letusan dahsyat 10 April 1815 terdengar sampai Sumatera.

2. Letusan Gunung Krakatau

Letusan gunung dahsyat selanjutnya pernah terjadi pada Gunung Krakatau, gunung api yang terletak di Selat Sunda, Indonesia. Letusan ini terjadi pada tanggal 27 Agustus 1883 yang menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Korban jiwa terbesar disebabkan oleh tsunami setinggi 40 meter yang menyapu desa-desa yang berada di pesisir pantai. Saking kerasnya, suara letusannya bisa terdengar sampai 4.600 km jauhnya dari pusat letusan. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat sampai ke pantai barat Amerika Tengah, Semenanjung Arab, dan pantai Hawaii. Material letusannya pun tersembur jauh hingga ke India, Sri Lanka, Pakistan, India, Selandia Baru, dan Australia.

3. Letusan Gunung Agung

Letusan dahsyat Gunung Agung pernah terjadi pada tanggal 18 Februari 1963 yang menewaskan sekitar 1.148 orang jiwa. Letusan ini menempati skala VEI 5 dengan suara letusan keras menyemburkan abu panas dan gas setinggi 20.000 meter. Abu belerang erupsi Gunung Agung beterbangan ke seluruh dunia hingga jejaknya bisa dijumpai pada lapisan es di Greenland. Material letusannya pun sampai mengurangi sinar matahari dan membuat suhu di lapisan stratosfer turun hingga 6 derajat celsius.

4. Letusan Gunung Galunggung

Gunung Galunggung pernah meletus hebat pada tanggal 8 Oktober 1822 yang menempati skala VEI 5. Letusan ini menewaskan sekitar 4.011 jiwa dan menghancurkan ratusan desa di sekitarnya.

5. Letusan Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah gunung api paling aktif di Indonesia yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Gunung ini tercatat mengalami erupsi setiap 2 sampai 5 tahun sekali dan dikelilingi oleh banyak pemukiman warga. Letusan terakhir, terjadi pada tahun 2010 yang menewaskan 43 jiwa. Letusan tersebut menyemburkan material vulkanik setinggi 1,5 km yang disertai oleh awan panas yang menerjang desa-desa di sekitarnya.

Dampak Gunung Meletus

Gunung meletus tentu saja sangat berdampak bagi seluruh makhluk hidup yang ada di sekitar gunung, khusus manusia. Dampak ini terbagi menjadi dua, yaitu dampak negatif dan dampak positif.

Dampak Negatif Gunung Meletus

Letusan gunung berapi akan disertai dengan material berbahaya bagi seluruh makhluk hidup yang dilaluinya. Oleh sebab itu, peningkatan kewaspadaan mutlak diperlukan agar bisa mengurangi dampak negatif tersebut. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh gunung meletus, antara lain sebagai berikut:
  1. Udara sekitar gunung meletus akan tercemar oleh abu gunung berapi yang di dalamnya terkandung berbagai jenis gas berbahaya, seperti Sulfur dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Oksida (NO2), dan partikel-partikel debu yang dapat berubah menjadi racun bagi organisme di sekitarnya.
  2. Aktivitas penduduk dipastikan lumpuh khususnya yang berada di sekitar gunung meletus, termasuk kegiatan ekonomi.
  3. Pemukiman warga akan porak-poranda, kerusakan terparah akan dialami oleh pemukiman yang dialiri oleh lahar panas.
  4. Kebakaran hutan akibat aliran lahar panas sekaligus akan merusak ekosistem alamiah hutan.
  5. Gunung meletus akan menyemburkan material-material halus yang bisa terhirup oleh manusia sehingga menyebabkan ISPA.
  6. Letusan gunung berapi dapat mengakibatkan rusaknya kawasan wisata, contohnya Gunung Merapi adn Gunung Rinjani yang merusak titik-titik wisata yang telah tertata rapi. 

Dampak Positif Gunung Meletus

Ternyata, gunung meletus tidak melulu menghasilkan dampak negatif bagi penduduk sekitarnya. Ada juga dampak positif yang bisa dirasakan setelah letusan gunung berapi terjadi. Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi penduduk di tengah bencana gunung berapi. Dampak positif tersebut antara lain:
  1. Material vulkanis yang melalui tanah-tanah pertanian akan meningkatan kesuburan secara alamiah. Zat-zat bermanfaat yang dibawa oleh material tersebut akan mengendap ke dalam tanah sehingga tanaman akan mendapatkan nurtisi terbaik untuk berkembang. Hal ini adalah berkah tersendiri bagi penduduk sekitar gunung meletus yang berprofesi sebagai petani.
  2. Material pasir yang ikut tersembur pada saat gunung meletus dapat menjadi mata pencaharian baru bagi penduduk sekitar gunung berapi. Pasir yang ditambang bisa dijual karena memiliki nilai ekonomis.
  3. Batu-batuan sisa hasil letusan gunung dapat digunakan oleh penduduk sekitar sebagai bahan bangunan. 
  4. Hutan yang sebelumnya rusak akan berkembang kembali karena tanahnya menjadi lebih subur. Tanaman-tanaman baru akan tumbuh dan membentuk ekosistem alami hutan.
  5. Gunung yang telah meletus biasanya memunculkan sumber-sumber air panas baru yang sangat baik bagi kesehatan kulit. Mata air panas ini juga bisa menjadi titik wisata baru bagi para wisatawan.
  6. Mata air hasil letusan gunung berapi biasanya mengandung mineral bermanfaat yang sangat tinggi.
  7. Wilayah sekitar yang terkena dampak vulkanis berpotensi memunculkan hujan orografis. 
  8. Di sekitar daerah gunung meletus dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Demikianlah ulasan tentang 5+ Penyebab dan Tanda Gunung Meletus, semoga bermanfaat.